Minggu, 03 Juli 2011

Kristen Kupu2 atau lebah

"Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya." (Ulangan 17:19)

Apakah Anda belajar Alkitab seperti kupu-kupu ataukah lebah?
Kupu-kupu beterbangan kesana kemari sambil hinggap di bunga-bunga. Menghisap hanya bagian atas dan puas hanya mendapatkan bagian atasnya saja. Manusia menikmati permainan lincah yang diperagakannya.

Tetapi di bagian lain ada seekor lebah yang tidak beranjak dari dalam sekuntum bunga?

Apa yang dikerjakannya? Tidur? Tidak!

Dengan tenang dan meyakinkan ia makan sampai ke dalam sari bunga itu. Dan tidak berhenti sampai ia puas mendapatkan apa yang diinginkannya.

Suatu saat musim dingin tiba, kupu-kupu itu mati dalam kelaparan, tetapi si lebah tetap bertahan hidup sebab makanan yang masih tersedia di dalam dirinya.

Anda menjadi Kristen yang bertipe kupu-kupu ataukah lebah?

Apakah Anda puas hanya sekilas membaca Alkitab?

Perhatikan kupu-kupu yang cuma sekilas menghisap makanannya. Ketika musim dingin datang, maka matilah dia. Anda tidak bisa menjadi orang Kristen yang tangguh kalau hanya sekilas saja memberikan makanan rohani kepada roh Anda. Manusia rohani Anda akan kurus dan kering. Jadi tidak heran bila nafsu Anda yang perkasa akan dengan mudah "membanting" manusia rohani Anda, sehingga setiap hari Anda taat kepada keinginan nafsu Anda.

Sebaliknya bila Anda memberikan makanan seperti lebah yang menggali sampai dalam sampai ia menemukan banyak makanan yang bergizi, maka Anda akan menjadi manusia rohani Anda tangguh. Bila godaan datang, karena manusia rohani Anda kuat, maka dengan mudah ia mengalahkannya.

Alkitab bukan sekedar buku wajib yang dibawa manakala kita ke gereja.

Alkitab adalah makanan rohani Anda.

Tuhan bahkan memberikan perintah agar kita membaca dan merenungkannya sampai seumur hidup!

Kalau saya bertanya kepada Anda, apakah Anda pernah merasa bosan makan sampai tiga kali sehari bahkan lebih?

Pernah? Tidak bukan?

Lalu mengapa kita harus bosan makan makanan rohani?

Mengapa pula kita harus bosan membaca Alkitab?

Semakin Anda makan terus, maka Anda akan mendapatkan berkat yang luar biasa dari Allah.

Kunci sukses Yosua merebut tanah Kanaan adalah melakukan firman Tuhan seperti dalam Yos, 1:8.

Yosua membaca dan merenungkan firman Tuhan itu siang dan malam. Hasilnya, dia berhasil masuk tanah Kanaan setelah menghalau musuh-musuhnya.

Berani Mengorbankan Harta Yang Paling Berharga

Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” ” Kejadian 22:2
*courtesy of PelitaHidup.com
Kisah Abraham yang diperintahkan Tuhan untuk mempersembahkan anaknya Ishak sebagai korban persembahan merupakan kisah yang sangat sering kita dengar. Kisah ini mempunyai makna yang sangat dalam yang dapat menggambarkan betapa besarnya iman percaya Abraham sehingga dia disebut sebagai bapa orang beriman.
Abraham sendiri juga merupakan manusia biasa yang ketika dijanjikan Tuhan akan menjadi bapa segala bangsa dan mempunyai banyak keturunan di muka bumi ini, tidak langsung percaya begitu saja. Bahkan Abraham sempat mengambil keputusan untuk mengambil jalan singkat dengan mengambil Hagar sebagai istrinya supaya beroleh keturunan.
Tetapi Tuhan mempunyai rancangan sendiri bagi Abraham, sehingga hanya melalui rahim Sara-lah diberikannya keturunan bagi Abraham yaitu Ishak. Ishak menjadi anak yang sangat disayanginya karena Abraham yakin bahwa melalui anak inilah keturunannya akan menjadi sangat banyak.
*courtesy of PelitaHidup.com
Dapat dipahami betapa kagetnya ketika Tuhan meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak, yaitu keturunan satu-satunya, sebagai korban. Perasaan yang campur aduk seperti takut, gelisah, kuatir, marah, kecewa dan lainnya, pasti memenuhi hati Abraham.
Tetapi kita tidak melihat Abraham menunjukkan hal itu. Karakter yang baik telah terbentuk dalam dirinya. Dan itu dibuktikannya melalui sikap dan tindakannya.
*courtesy of PelitaHidup.com
Banyak hal yang kita alami dalam kehidupan kita merupakan proses yang Tuhan ijinkan terjadi agar setiap janji-janji Tuhan dapat digenapi dalam hidup kita.
Proses-proses yang kita lalui merupakan bagian dari pembentukan karakter yang sedang Tuhan kerjakan, sebagaimana yang Tuhan lakukan kepada Abraham. Ada hal-hal yang berharga dalam hidup kita perlu kita lepaskan agar mata kita dapat tetap tertuju kepada Tuhan.
*courtesy of PelitaHidup.com
.
Mari kita belajar dari Abraham beberapa poin penting yang dia lakukan sehingga dia berani mengorbankan Ishak yang pada saat itu merupakan harta yang paling berharga bagi dirinya:

1. Taat

Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.” Kejadian 22:3
Abraham tidak membantah atau bahkan tidak mengeluarkan satu pertanyaanpun kepada Tuhan mengapa Tuhan memerintahkan hal itu. Mungkin saja perasaan Abraham bergejolak saat itu. Tetapi dia tidak menunjukkan atau melampiaskan perasaannya sedikitpun. Malah dengan penuh penundukan diri dia melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketaatan sangat penting kita lakukan. Banyak hal yang Tuhan inginkan agar kita lepaskan karena hal-hal tersebut dapat mengalihkan pandangan kita kepada Tuhan.
Segala kenikmatan, kesenangan, hobi, pekerjaan dan apapun yang kita anggap berharga, bukan merupakan hal utama dalam hidup kita. Tuhan tidak melarang kita untuk dapat menikmati semuanya itu. Tetapi Tuhan ingin agar kita rela mengorbankan apa yang kita anggap berharga, dan mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan.
Masing-masing dari kita mengetahui apa yang paling berharga dalam hidup kita. Bisa juga hal itu merupakan harta, pekerjaan/bisnis, keluarga kita sendiri, pasangan/pacar atau mungkin anak kita seperti halnya Abraham. Ada saat-saat dimana Tuhan ingin agar kita tidak memegangnya seerat mungkin, tetapi melepaskannya dan menyerahkannya kepada Tuhan.
.

2. Iman

Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.” ” Kejadian 22:5
Kalau kita memperhatikan dengan seksama ayat di atas, Abraham mengatakan bahwa, “kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu”. Dia tidak mengatakan, “kami akan sembahyang, sesudah itu saya kembali kepadamu”.
Walau belum mengetahui apa yang akan terjadi, Abraham tetap beriman bahwa Tuhan pasti akan memberikan jalan keluar atas masalah yang dihadapinya. Ya, Abraham tahu bahwa anaknya akan mati untuk dijadikan korban. Abraham tahu jika anaknya jadi korban, maka dia tidak akan pulang kembali bersama dengan anaknya.
Tetapi di sini kita lihat bahwa Abraham mengandalkan iman percayanya kepada Tuhan. Apa yang telah dijanjikan Tuhan bahwa melalui Ishak-lah keturunannya akan menjadi banyak di muka bumi ini, tetap dipegangnya. Dan Abraham tahu kalau Tuhan telah berfirman, maka Dia sanggup untuk melaksanakannya dan pasti akan digenapi.
Seberapa banyak janji Tuhan yang telah kita terima selama kita mengenal Kristus dalam hidup kita? Seberapa banyak kita tetap beriman bahwa Tuhan pasti akan menggenapinya dalam hidup kita? Tidak peduli seberapa berat masalah yang kita hadapi, Tuhan tetap memegang kendali atas hidup kita.
Kita dapat melihat semakin Abraham melangkah ke tempat pengorbanan, maka waktu untuk membunuh anaknya semakin dekat. Secara jasmani-pun Abraham tidak melihat jalan keluar baginya. Tetapi dia tetap beriman bahwa Tuhan pasti akan menolongnya.
Mari kita tetap memegang teguh janji-janji yang telah Tuhan berikan bagi hidup kita. Walaupun keadaaan dan kondisi di sekitar kita semakin memburuk dan bahkan tidak seperti yang kita harapkan, biarlah kita mengimani bahwa Tuhan pasti akan menolong kita. Dan janji Tuhan adalah ya dan amin. Dia tidak akan lalai untuk menepati janji-janjiNya.
.

3. Percaya dengan Teguh

“Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.” Kejadian 22:8
Ishak menanyakan dimanakah korban yang akan mereka persembahkan. Dapat kita rasakan betapa sedihnya perasaan Abraham ketika ditanya seperti itu.
Ketika kita dalam kondisi terjepit dan melihat tidak ada jalan keluar, banyak sekali orang-orang di sekeliling kita yang akan bertanya dimanakah Allah kita. Bahkan mereka akan mengejek kita karena kita tidak mendapat pertolongan sedikitpun dari Tuhan.
Hal ini dapat membuat iman kita menjadi goyah. Banyak orang yang tidak tahan pada titik ini sehingga menjadi marah dan kecewa terhadap Tuhan dan terhadap orang-orang di sekelilingnya. Teman, keluarga, isteri dan anak yang bukan penyebab masalah-pun dapat menjadi sasaran amarah kita.
Biarlah kita mau belajar dari Abraham yang tetap teguh percaya kepada Tuhan dan tidak goyah dalam imannya. Abraham tetap bersikap tenang dan yakin. Abraham tidak menjadi marah atas kondisi yang dia alami. Abrahampun tidak kecewa kepada Tuhan, karena dia akan kehilangan hal yang paling berharga.
Tetap teguh dalam iman percaya kita. Tuhan telah menyediakan upah bagi kita yang setia sampai akhir.
.
Tuhan mau agar kita dengan rela berani melepaskan apa yang kita anggap paling berharga dalam hidup kita. Mungkin kita berpikir apa jadinya nanti jika tidak ada jalan keluar? Apa yang akan dikatakan oleh orang lain terhadap kita? Apa yang akan terjadi kepada diri kita? Apa yang akan terjadi terhadap pekerjaan/bisnis kita? Apa yang akan terjadi terhadap keluarga, isteri dan anak-anak kita?
Tuhan tetap pegang kendali atas seluruh aspek kehidupan kita. Jangan takut dan jangan kuatir, karena Tuhan sedang memproses kehidupan kita sehingga kita dapat memiliki karakter seperti Kristus.
Relakan hati kita untuk dapat dibentuk oleh Tuhan. Beranilah untuk mengorbankan apa yang Tuhan minta dari hidup kita. Kita bahkan tidak akan kehilangan sedikitpun di hadapan Tuhan. Kita melihat betapa diberkatinya Abraham setelah dia dengan rela dan berani mempersembahkan hartanya yang paling berharga.
.
“Kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri–demikianlah firman TUHAN–:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,

maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.

Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” ” Kejadian 22:16-18

Senin, 27 Juni 2011

UPDATE STATUS

Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah” (2 Timotius 1:8)

Setiap kali membuka situs jejaring sosial facebook, ternyata banyak teman-teman yang mempromosikan makanan, sepatu, pakaian, tempat-tempat  menarik dan pengalaman-pengalaman menarik yang mereka alami akan sesuatu hal. Apalagi bila disertakan dengan foto-foto yang mengundang selera akan makanan, pakaian yang menarik dan tempat-tempat asyik untuk didatangi.

Sebuah informasi yang menarik. Kira-kira mengapa mereka begitu antusias untuk meng up date status dalam menginformasikan hal-hal tersebut kepada seluruh teman-temannya? Alasannya, karena mereka mengalami dan ingin orang lain juga mengalami pengalaman yang sama. Pengalaman pribadi yang menarik, unik, asyik, cenderung ingin dibagikan ke orang lain, itulah salah satu gaya hidup dalam jejaring sosial facebook.

Bagaimana dengan kita orang percaya? Apakah kita sudah memiliki gaya hidup yang ingin membagi berita sukacita, kabar baik,  berita gembira bahwa ada keselamatan, kemenangan, ketenangan, penghiburan, pengharapan dalam Yesus Kristus Tuhan kita? Pengalaman pribadi kita bersama dengan Tuhan merupakan daya pendorong untuk menjadi saksi Kristus dimanapun kita berada, karena ada kerinduan yang kuat agar orang lain juga mengalami keselamatan seperti yang kita alami, mengalami pengharapan seperti yang kita alami, mengalami penghiburan seperti yang kita alami. Biarkanlah semua teman-teman, sahabat dan kerabat kita mengetahui bahwa mengalami Kristus adalah sesuatu yang luar biasa!

Hidup Bebas Dari Ketakuatan

Mazmur 91:1-3 - "Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk."
Bacaan Kitab Setahun:  
Mazmur 19; Matius 19; Kejadian 37-38

Seorang teman pernah berkata kepada saya, "hidup dalam ketakutan adalah wajar karena kita ini manusia yang tidak dapat melihat ke masa depan". Jujur, awalnya saya percaya akan apa yang ia sampaikan tersebut, tetapi itu mulai berubah ketika saya membaca Alkitab dan menemukan bahwa sebenarnya manusia dapat keluar dari ketakutan-ketakutan mereka.
Firman Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa perlindungan Allah adalah satu-satunya jalan bagi manusia untuk keluar dari rasa takut. Tidak ada satu pun yang dapat melakukannya. Hanya Dia-lah yang mampu membuat hidup kita menjadi tenang di dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian. Namun, janji ini tidak dapat dinikmati oleh semua orang. 

Hanya orang-orang yang tinggal di dalam Tuhan saja yang dapat menerimanya. Tinggal berarti menghuni dan terus menetap. Bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa ialah hidup dalam persatuan yang berkesinambungan dengan Dia, memelihara firman-Nya dan mematuhi suara-Nya. Mereka yang tinggal di dalam Tuhan dapat hidup tanpa rasa takut terhadap tindakan yang akan dilakukan iblis.
Janji perlindungan Tuhan tidak menjamin bahwa iblis takkan mengganggu Anda, tetapi itu akan memberi Anda jalan keluar setiap iblis muncul di hadapan Anda. 

Jika hari-hari ini Anda merasa takut akan bahaya di sekitar, luangkanlah lebih banyak waktu membaca firman dan berdoa sampai iman Anda kepada Tuhan mengatasi ketakutan Anda. Ingatlah bahwa betapa pun berbahaya dunia ini ke depannya, Dia pasti akan membebaskan Anda! 

Hidup yang kita jalani di dunia ini akan terasa nyaman bila bersama dengan Yesus.

Tunjukkan Perbuatan

Amsal 29:19 - "Dengan kata-kata saja seorang hamba tidak dapat diajari, sebab walaupun ia mengerti, namun ia tidak mengindahkannya."
Bacaan Kitab Setahun: 
Mazmur 21; Matius 21; Kejadian 41-42

"Orang lebih dahulu dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat," Anda bisa mempercayai pernyataan ini atau tidak, tetapi itulah kenyataannya. Jika Anda saat ini memiliki anak maka Anda akan melihatnya. Tidak peduli apa yang Anda perintahkan supaya dilakukan oleh anak-anak Anda, kecenderungan alami mereka adalah mengikuti apa yang mereka lihat Anda kerjakan.

Bagi sebagian besar orang, jika mereka melihat bahwa Anda bersikap positif, dapat dipercaya, dan mempunyai kualitas-kualitas mengagumkan, mereka akan mencari Anda sebagai pengaruh dalam kehidupan mereka. Saat Anda bertemu dengan orang-orang yang belum mengenal Anda, pada mulanya Anda pasti belum mempunyai pengaruh pada mereka. Orang-orang ini belum bisa melihat kualitas yang Anda di dalam diri, namun hal itu tidak akan berlangsung lama.

Pada saat berinteraksi dan mereka melihat segala tindakan Anda yang membangun kehidupan mereka maka disitulah Anda mendapatkan kepercayaan. Kepercayaan inilah yang sebenarnya membuat Anda memiliki pengaruh terhadap orang-orang di sekitar Anda. Oleh karena itu, jagalah kepercayaan yang mereka berikan dengan cara hidup benar di hadapan Tuhan.

Keteladanan yang Anda tampilkan melalui perbuatan memiliki pengaruh sangat besar dibandingkan perkataan yang indah dan enak didengar.

Totalitas

Kolose 3:23 - "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 22; Matius 22; Kejadian 43-44

Sebagai seorang karyawan, pengusaha ataupun guru, masing-masing dari setiap kita pasti dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan usaha yang terbaik yang kita miliki. Bagi sebagian orang Kristen, hal ini menjadi masalah karena menurut mereka pekerjaan sehari-hari bukanlah ibadah. Mereka menganggap bahwa aktivitas di gereja yang harus diutamakan sehingga disanalah mereka baru mengerahkan segala kemampuan dan keahlian mereka.

 Apa yang dilakukan orang-orang ini sepertinya baik, tetapi justru mendukakan hati Allah. Alkitab tidak pernah menulis bahwa para pengikut Kristus bisa seenaknya dalam bekerja atau setengah-setengah ketika menjalankan suatu tugas entah itu dari manusia atau Allah sendiri yang memerintahkan. Justru, firman Tuhan secara gamblang mecatat bahwa apa yang menjadi pekerjaan kita baik yang dipertanggungjawabkan kepada pemimpin kita di dunia ini maupun kepada Raja di atas segala raja haruslah dilakukan dengan penuh totalitas.
Ketotalan yang Anda tunjukkan saat di kantor, gereja, maupun di rumah sekali pun sebenarnya adalah sebuah bentuk ungkapan kasih Anda kepada Allah. Jika Anda sungguh-sungguh mencintai-Nya maka tidak ada alasan untuk tidak memberi yang terbaik yang Anda miliki kepada dunia ini.

Keseriusan dalam menyelesaikan setiap tugas yang menjadi tanggungjawab Anda merupakan bukti seberapa dalam Anda mengasihi Tuhan.

Geratis Tetapi tidak Murah

Matius 16:24 "Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 34; Kisah Para Rasul 6; Keluaran 17-18
Pada awal abad 20, hiduplah seorang pria dari keluarga kaya raya se-antero Amerika Serikat yang bernama Bill Borden. Karena rasa cintanya yang besar kepada Tuhan Yesus, ia tinggalkan semua kekayaannya dan mengambil keputusan untuk menjadi misionaris ke Cina. Namun, itu tinggallah mimpi karena di Mesir, nyawanya sudah tidak ada akibat demam tinggi. Sebelum kematiannya ia menulis, "Tidak ada yang tersembunyi, tidak ada kata mundur, tidak ada penyesalan!"
Pemuridan selalu mahal. Mungkin itu tidak menuntut nyawa kita, tetapi itu akan menuntut diri kita. Itu akan menuntut rencana-rencana, kehendak, dan keinginan pribadi kita. Standar Yesus belum berubah sampai sekarang, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku" (Matius 16:24). Kita tidak lagi berhak mengendalikan kehidupan kita sendiri, tetapi harus menyerahkannya kepada Kristus sebagai Tuhan.
Seseorang pernah berkata, "Keselamatan memang gratis, tetapi tidak murah." Itu menuntut nyawa Kristus, demikian juga itu akan menuntut kita. Namun, adakah sesuatu yang lebih besar dari keselamatan? Adakah yang lebih memuaskan dari hal itu?
Ikutilah Kristus, dan di akhir kehidupan Anda akan mampu berkata, "Tidak ada penyesalan!"
Memelihara iman kepada Kristus sampai mati adalah tanda penghargaan Anda terhadap keselamatan yang telah Dia berikan di dalam hidup Anda.

Gagal Dan Sukses

”Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana” - Amsal 24 : 16
Ada istilah yang kita sering dengar yaitu, ”Kegagalan adalah Keberhasilan yang tertunda”. Orang yang belum pernah membuat kesalahan adalah orang yang  belum pernah membuat sesuatu apapun. Thomas Alva Edison adalah seorang yang banyak melakukan penemuan-penemuan yang penting, seperti lampu pijar. Sering ia disebut orang jenius, tetapi apa yang dikatakannya? ”Jenius, tidak!, kalau penemuan yang langsung berhasil, itu baru dinamakan jenius. Karena saya sering gagal, membuat kesalahan sangat banyak, sebelum sukses.”
Ada contoh-contoh yang lain, seperti Christopher  Columbus, seorang pelaut ulung, yang pergi menuju Asia, dia tidak berhasil menemukannya, tetapi akhirnya  dia berhasil menemukan benua Amerika. Ada daftar yang panjang tentang orang-orang yang seperti itu, antara lain yaitu Charles Goodyear yang belajar menstabilkan karet, bagaimana Alexander Flemming menemukan obat penisilin. Hasil dari semua penemuan-penemuan mereka adalah melalui kesalahan-kesalahan yang mereka buat.
Begitu juga sama halnya dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen. Karena Allah ingin kita bertumbuh di dalam kasih karunia-Nya. Kita sering jatuh, jatuh, dan berulang-ulang jatuh lagi.
Tetapi Allah itu tetap memegang janji dan berjanji kepada kita, bahwa meskipun kita jatuh, jatuh dan berkali-kali jatuh sampai tujuh kali atau 77 kali, kita jangan putus asa dan kecewa, kita pasti akan bangkit kembali. Allah menyambut kita dengan kasih karunia-Nya, mengangkat kita yang sudah jatuh terpuruk, dan membuat kita akan berjalan dengan lebih dewasa lagi, yang membuat kita lebih ingin belajar dan belajar dari kesalahan kita. Sebelum mencapai kesuksesan pada waktu Nya. Amin.

Tiga Rumah

Rumah adalah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia (sandang, pangan, papan). Bagi orang berada, rumahnya bisa bernilai milyaran rupiah, namun bagi mereka yang sederhana, yang disebut rumah hanyalah sekedar tempat bernaung dari teriknya panas matahari dan derasnya terpaan air hujan. Berbicara tentang rumah, Firman Tuhan mengungkapkan tentang tiga rumah yang harus kita perhatikan baik-baik dalam hidup ini.
1. Rumah Tangga Pribadi
Rumah yang pertama yang harus kita perhatikan ialah rumah tangga kita pribadi lepas pribadi. Apakah dengan menjadi orang Kristen maka secara otomatis rumah tangga mencerminkan kasih dan terang Kristus? Tidak secara otomatis. Harus ada kerja keras dari tiap anggota keluarga!
Hari ini, marilah kita adakan spiritual check up atas tiap-tiap rumah tangga kita dengan memakai prinsip Alkitab yang terdapat dalam kitab Amsal :
  • Rumah tangga Kristen harus diwarnai dengan kasih vertikal dan horizontal (Amsal 3:3)
  • Saudara kembar kasih yaitu kesetiaan juga harus jelas nampak (Amsal 3:3)
  • Iman yang didasarkan atas Firman harus dipelihara (Amsal 3:5-6).
  • Hidup kudus menjauhi kejahatan harus dipraktekkan (Amsal 3:7).
  • Pendidikan iman atas anak harus diutamakan (Amsal 29:17).
Bagaimana hasil check up Anda? Dalam kitab Yosua 24:15 kita mendapati sebuah contoh yang indah mengenai rumah tangga Yosua, pemimpin besar umat Israel waktu itu. Dengan tegas Yosua berkata, “Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!”. Rumah tangga yang demikian inilah yang berkenan di hadapan-Nya.
2. Tubuh Kita
Rasul Paulus dalam 1 Korintus 6:19 menyatakan sebagai berikut “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”
Sejak hari Pentakosta dimana Roh Kudus dicurahkan di kamar loteng Yerusalem, Roh Kudus “dwell in” (diam di dalam) diri orang-orang percaya sehingga dengan demikian tubuh believers menjadi Bait (rumah) Roh Kudus.
Sebagaimana rumah tiap hari disapu dan dipel sampai bersih dan semua sampah dibuang atau dibakar, demikian juga tubuh kita yang adalah Rumah Roh Kudus harus dijaga dan dibersihkan dari segala macam kotoran dan sampah yang bisa membawa penyakit berbahaya. Sayangnya, ada begitu banyak orang yang menamakan dirinya sebagai orang percaya merusak tubuhnya sendiri dengan pelbagai cara yang negatif :
  • Daun tembakau – peringatan tanda bahaya yang sangat merusak sudah ditulis di tiap bungkus rokok, tapi banyak orang yang cuek saja alias tidak menghiraukannya.
  • Berbagai macam minuman keras – merusak tubuh, bahkan tidak sedikit yang mati.
  • Obat-obatan terlarang – menghancurkan tubuh dan jiwa
  • Makan secara berlebihan – Istilah Paulus : Bertuhankan perut (Filipi 3:19)
Yang harus kita lakukan ialah mentaati nasihat rasul Paulus sebagai berikut : Marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, sehingga dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah (II Korintus 7:1)
3. Rumah Tuhan
Dalam Mazmur 92, Firman Tuhan berbicara tentang satu ciri khas seorang yang benar di mata Tuhan. Ciri khas itu dinyatakan dalam ayat 14 – Mereka ditanami di Bait Tuhan dan bertunas di pelataran Allah, bahkan sampai masa tuapun masih tetap mengeluarkan buah. Luar biasa sekali, bukan? Kita semua tentunya mau banget sampai masa tua tetap menghasilkan buah yang segar. Tapi perhatikanlah dulu syaratnya : Ditanam di dalam rumah Tuhan.
Rumah Tuhan pada di akhir zaman ini ialah gereja dimana Anda berjemaat dengan tekun dan setia tiap-tiap minggu. Untuk bisa menghasilkan buah pada hari tua, Anda harus ditanam dalam rumah Tuhan! Apa arti dari istilah “ditanam dalam rumah Tuhan” ini?
Ditanam artinya ada satu tanah yang tetap. Ini berarti harus menghargai rumah Tuhan dalam arti mau menetap dalam hal berjemaat, bukan menjadi warga Gereja Kristen Keliling Keliling (GKKK). Bayangkan : Tanaman yang hari ini ditanam ditanah A, minggu depan dicabut lalu ditanam di tanah B, bulan depan pindah ke tanah C. Bukannya segar dan berbuah, tanaman ini akan merana dan mati.
Ditanam di satu tempat artinya berakar dalam. Akar dari tanaman itu masuk ke tanah dan menyerap zat-zat makanan yang diperlukan untuk bertumbuh dan menghasilkan buah. Dengan demikian tanaman ini makin kuat akarnya, makin tinggi batangnya dan makin rindang carangnya. Pada saatnya pohon itu akan menghasilkan buah yang segar. Makanan yang sehat adalah Firman Tuhan yang diberitakan secara Alkitabiah di dalam jemaat gereja. Makanan rohani inilah yang mempertumbuhkan jemaat secara rohani sehingga dapat menghasilkan buah.
Ditanam dalam rumah Tuhan artinya ada komitmen. Jemaat yang bertumbuh dengan benar tidak hanya pasif saja menonton, tapi aktif berpartisipasi mendukung kelangsungan jemaat dengan doa, tenaga, talenta, dan dana. Prinsip Alkitab yang dahsyat. Siapa membangun memperhatikan Rumah Tuhan, Tuhan akan membangun rumahnya!
Amin.

Minggu, 26 Juni 2011

Mencapai Potensi Hidup yang Maksimal

Setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir, rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri.
Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.
Ada 7 langkah agar kita mencapai potensi hidup yang maksimal :
* Langkah pertama adalah perluas wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi. Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih. Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu, meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap aspek kehidupanmu.
* Langkah ke dua adalah mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harus melandasi gambar dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda. Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri
* Langkah ke tiga adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataanmu. Target utama serangan musuh adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia akan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupanmu. Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan. Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran.
* Langkah ke empat adalah lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi. Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan, Anda tidak boleh memakai trauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini. Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu selama ini, atau membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang.
* Langkah ke lima adalah temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun. Kita harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi tetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapi tantangan dalam hidup ini. KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.
* Langkah ke enam adalah memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri. Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita, Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita, namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri. Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.
* Langkah ke tujuh adalah memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggu sampai semua persoalanmu terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan sampai Anda mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin Anda berbahagia apapun kondisimu, sekarang juga !

Live With GOD

ATT00019
ATT00022
ATT00025

Ibarat Sebuah Bambu

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu, “Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?”
Batang bambu menjawabnya, “Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu.”
Sang petani menjawab, “Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang- cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah- belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur.”
Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam, kemudian dia berkata kepada petani, “Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?”
Petani menjawab batang bambu itu, “Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah.”
Akhirnya batang bambu itu menyerah, “Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki.”
Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.
*** Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih berganti tak habis-habisnya, mungkin Tuhan sedang memproses kita untuk menjadi indah di hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Tuhan sedang membuat kita menjadi manusia yang berguna. Dia sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Tuhan tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul.
Jadi maukah kita berserah pada kehendak Tuhan, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna bagi-Nya? Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, “Ini hamba-Mu yaTuhan, perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki.  Hamba siap menjalani-Mu. ”

Doa Seorang Anak Kecil

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab memang begitulah peraturannya. Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.
Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.
Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!".
Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka. Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih."
Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?". Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. "Aku, hanya bermohon pada Tuhan, biar aku di beri kekuatan supaya aku tak menangis, jika aku kalah."
Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.